Tempo Papua

Loading

Insiden Gedung Pendidikan SD Dibakar KKB di Papua Pegunungan

Insiden Gedung Pendidikan SD Dibakar KKB di Papua Pegunungan

Kabar duka kembali menyelimuti dunia pendidikan di wilayah Papua Pegunungan. Sebuah insiden gedung dibakar yang tragis menimpa fasilitas pendidikan Sekolah Dasar (SD) oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Aksi brutal ini tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga menghancurkan harapan ribuan anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Peristiwa ini menjadi pengingat pahit tentang tantangan keamanan dan pentingnya upaya pemulihan di daerah konflik.

Insiden gedung dibakar ini terjadi pada hari Senin, 19 Mei 2025, sekitar pukul 02.00 WIT dini hari di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Bangunan SD Negeri Kenyam hangus dilalap api setelah diduga sengaja dibakar oleh anggota KKB. Berdasarkan laporan dari aparat keamanan setempat, aksi pembakaran ini dilakukan secara sengaja sebagai bentuk intimidasi dan teror terhadap masyarakat serta pemerintah. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini karena kejadian berlangsung pada dini hari saat sekolah tidak beroperasi.

Akibat dari insiden gedung dibakar ini, delapan ruang kelas, satu ruang guru, dan satu kantor kepala sekolah SD tersebut luluh lantak. Kerugian materi diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Namun, dampak terbesarnya adalah terhambatnya proses belajar mengajar bagi lebih dari 200 siswa yang berasal dari desa-desa sekitar. Para siswa terpaksa kehilangan tempat belajar mereka, yang merupakan satu-satunya fasilitas pendidikan formal yang layak di daerah tersebut. Dinas Pendidikan setempat menyatakan akan segera mencari solusi sementara agar proses belajar tidak terhenti total.

Menyikapi insiden gedung dibakar ini, aparat keamanan TNI dan Polri telah meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah tersebut untuk mencegah kejadian serupa terulang. Komandan Satgas Damai Cartenz, Kombes Pol. Faizal Ramadhan, pada hari Selasa, 20 Mei 2025, menegaskan bahwa tindakan KKB yang menyasar fasilitas publik, khususnya pendidikan, adalah pelanggaran berat dan tidak dapat ditoleransi. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus berupaya memulihkan keamanan dan memberikan perlindungan bagi masyarakat.

Insiden pembakaran fasilitas pendidikan ini bukan hanya merusak fisik bangunan, tetapi juga merampas hak anak-anak untuk masa depan yang lebih baik. Upaya rekonstruksi dan pemulihan psikologis bagi siswa dan guru menjadi sangat penting. Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya menjaga perdamaian dan menciptakan lingkungan yang aman, agar pendidikan dapat terus berjalan tanpa hambatan di seluruh pelosok negeri, khususnya di daerah konflik Papua Pegunungan.