Tempo Papua

Loading

Archives 12/05/2025

Dokter Dianiaya Pasien di Papua, Tulang Pipi Dilaporkan Patah

Tindak kekerasan terhadap tenaga medis kembali terjadi. Kali ini, seorang dokter dianiaya oleh pasiennya sendiri di sebuah rumah sakit di wilayah Papua. Akibat penganiayaan tersebut, dokter dianiaya itu mengalami luka serius, termasuk patah tulang pipi. Insiden memilukan ini terjadi pada hari Senin, 12 Mei 2025, sekitar pukul 15.00 WIT di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wamena.

Korban yang diketahui bernama dr. Antonius Wenda (38), seorang dokter umum yang bertugas di RSUD Wamena, tiba-tiba diserang oleh seorang pasien pria saat sedang melakukan pemeriksaan rutin. Pelaku yang diidentifikasi bernama Yulianus Pawika (45) tiba-tiba emosi dan melakukan pemukulan terhadap dokter dianiaya tersebut tanpa alasan yang jelas.

“Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Tindakan kekerasan terhadap tenaga medis tidak dapat dibenarkan,” ujar Direktur RSUD Wamena, dr. Maria Imelda, dalam konferensi pers yang diadakan di rumah sakit pada Selasa pagi, 13 Mei 2025. Beliau menjelaskan bahwa dr. Antonius mengalami luka serius di bagian wajah dan telah menjalani pemeriksaan intensif. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya patah tulang pipi akibat pukulan keras dari pelaku.

Setelah melakukan penganiayaan, pelaku Yulianus Pawika sempat mencoba melarikan diri, namun berhasil diamankan oleh petugas keamanan rumah sakit dan beberapa perawat yang sigap. Pihak rumah sakit kemudian melaporkan kejadian dokter dianiaya ini kepada pihak kepolisian Sektor Wamena Kota. Petugas kepolisian yang tiba di lokasi segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan pelaku untuk proses hukum lebih lanjut.

Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Suprianto, S.IK., M.H., membenarkan adanya kejadian penganiayaan terhadap seorang dokter di RSUD Wamena. “Pelaku sudah kami amankan dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Wamena Kota. Kami masih mendalami motif pelaku melakukan tindakan kekerasan ini,” jelas AKBP Heri saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Akibat dokter dianiaya hingga mengalami patah tulang pipi, dr. Antonius harus menjalani perawatan lebih lanjut dan kemungkinan akan memerlukan tindakan operasi. Insiden ini menambah keprihatinan akan keamanan dan perlindungan bagi para tenaga medis yang bertugas di daerah rawan. Pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Papua juga telah mengecam keras tindakan kekerasan ini dan meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut serta memberikan hukuman yang setimpal kepada pelaku. Mereka juga menyerukan adanya peningkatan keamanan di fasilitas-fasilitas kesehatan demi melindungi para tenaga medis dalam menjalankan tugas mulia mereka.

Kemenko Polhukam Jamin Keamanan Pabrik di Langkat Usai Viral Intimidasi Ormas

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) menunjukkan respons cepat dan tegas terkait kasus intimidasi yang dialami sebuah pabrik es di Langkat, Sumatera Utara. Setelah video mengenai intimidasi oleh organisasi masyarakat (ormas) tersebut viral di media sosial, Kemenko Polhukam turun tangan langsung untuk menjamin keamanan operasional pabrik tersebut dan menindak tegas aksi premanisme.

Kejadian intimidasi yang dialami pabrik es di Langkat ini menjadi perhatian publik setelah pemilik usaha mengunggah video yang menceritakan bagaimana aktivitas pabriknya terpaksa dihentikan oleh oknum ormas. Dalam video tersebut, pemilik pabrik memohon bantuan agar usaha yang telah berizin dan berkontribusi pada perekonomian lokal tersebut dapat kembali beroperasi tanpa gangguan.

Menyikapi viralnya kasus ini, Kemenko Polhukam bergerak cepat. Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhono, bahkan turun langsung ke Langkat untuk meninjau kondisi pabrik dan berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat, termasuk Polres Langkat dan Kodim Langkat. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah pusat dalam memberantas premanisme dan memberikan jaminan keamanan kepada para pelaku usaha.

Dalam pertemuan dengan jajaran kepolisian dan TNI di Langkat, Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhono menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir segala bentuk premanisme yang menghambat investasi dan meresahkan masyarakat. Beliau berharap sinergitas antara TNI dan Polri di Langkat terus berjalan dengan baik sehingga keamanan dan kondusivitas wilayah tetap terjaga. Bahkan, beliau meminta Dandim dan Kapolres Langkat untuk memberikan bantuan pengamanan jika dibutuhkan oleh pihak pabrik.

Kehadiran Kemenko Polhukam di Langkat memberikan angin segar bagi pemilik pabrik dan masyarakat setempat. Jaminan keamanan yang diberikan diharapkan dapat memulihkan kembali operasional pabrik secara normal dan memberikan kepastian hukum bagi para pelaku usaha. Langkah ini juga menjadi sinyal kuat bagi ormas dan oknum-oknum yang terlibat dalam praktik premanisme bahwa tindakan mereka tidak akan dibiarkan. Pemerintah pusat melalui Kemenko Polhukam berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang sehat dan aman di seluruh wilayah Indonesia. Kasus di Langkat ini menjadi contoh konkret bagaimana pemerintah merespons cepat aduan masyarakat dan mengambil tindakan tegas terhadap praktik premanisme. Diharapkan, dengan adanya jaminan keamanan ini, aktivitas ekonomi di Langkat dapat kembali berjalan lancar dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah.Sumber dan konten terkait